TUz9TUYiBSO8GfCoGfd8TpO0BY==

Arsitek Masa Kini Wajib Melek Teknologi dan Punya Visi Global

Arsitek Masa Kini Wajib Melek Teknologi dan Punya Visi Global
Ilustrasi. Jasa arsitektur profesional. (Foto: Dok. PP/Canva)

PACITANTERKINI.ID — Dunia arsitektur tak lagi sama. Profesi yang dulu hanya dikenal sebatas menggambar bangunan, kini telah berevolusi menjadi garda depan pencipta ruang hidup yang inovatif, fungsional, dan ramah lingkungan.

Transformasi ini sejalan dengan meningkatnya kebutuhan infrastruktur di berbagai sektor—mulai dari kota metropolitan, kawasan industri, hingga pengembangan area publik berkelanjutan. Arsitek pun dituntut berpikir lebih luas, melibatkan aspek sosial dan ekologis dalam setiap rancangan.

Kompetensi arsitek di era modern: Bukan sekadar estetika

Seiring waktu, standar kompetensi bagi arsitek pun berubah drastis. Tak cukup hanya mahir dalam desain bangunan, mereka juga harus memahami isu sosial, tantangan lingkungan, hingga pergeseran ekonomi global.

Kini, keindahan dalam arsitektur tak lagi menjadi satu-satunya indikator keberhasilan. Bangunan harus multifungsi, efisien, serta memberi dampak positif bagi masyarakat.

Kemajuan teknologi pun memainkan peran kunci. Aplikasi seperti Revit, AutoCAD, SketchUp, hingga BIM (Building Information Modeling) telah menjadi alat wajib.

Lewat software ini, proses desain menjadi lebih akurat, kolaboratif, dan bisa dilakukan dari mana saja—membuka peluang bagi arsitek muda Indonesia untuk terlibat dalam proyek internasional tanpa harus meninggalkan tanah air.

Generasi muda hadapi persaingan global

Arsitektur kini menjadi medan persaingan yang ketat. Para arsitek muda dituntut untuk menunjukkan karya yang tidak hanya indah, tapi juga relevan dengan isu masa kini. Portofolio yang kuat dan inovatif menjadi modal utama dalam unjuk gigi di tingkat global.

Kunkun Academy hadir untuk menjembatani kebutuhan itu, menawarkan sistem belajar yang aplikatif dan kolaboratif demi mencetak lulusan dengan sensitivitas sosial serta kepedulian terhadap lingkungan.

Profesionalisme arsitek harus dibuktikan lewat sertifikasi

Ulinata, ST.Ars, M.T, dosen Arsitektur di Universitas Kristen Indonesia, menekankan pentingnya pendidikan profesi bagi lulusan baru agar kualitas mereka diakui secara objektif.

“Untuk meningkatkan mutu karyanya, seorang arsitek perlu meningkatkan penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui pengembangan keprofesian berkelanjutan sehingga dapat bersaing secara kompetitif dengan arsitek lainnya,” jelas Ulinata.

Ia juga menegaskan pentingnya STRA (Surat Tanda Registrasi Arsitek) sebagai bukti legalitas dan tanggung jawab profesional. Tanpa sertifikasi dan uji kompetensi, seorang arsitek akan kesulitan untuk praktik secara resmi.

“Bisa juga mengikuti penataran kode etik dan pengembangan keprofesian berkelanjutan sehingga kemudian diperkenankan mengikuti uji kompetensi hingga pada akhirnya memiliki bukti tertulis untuk melakukan praktik arsitek dan bertanggung jawab pada pekerjaan arsitektur yang dirancang,” imbuhnya.

Pendidikan arsitektur merespons dinamika dunia

Kurikulum arsitektur terus diperbarui untuk menjawab tantangan global—dari krisis iklim hingga urbanisasi ekstrem. Kunkun Academy menjadi salah satu contoh lembaga yang mengedepankan metode belajar berbasis praktik, kolaboratif, dan berdampak langsung ke masyarakat.

Model pembelajaran ini mendorong mahasiswa untuk berpikir lintas disiplin dan merancang solusi yang inovatif dan berkelanjutan. Info selengkapnya dapat disimak pada website resmi https://id.kunkunacademy.com/

Arsitek jadi profesi masa depan yang multidimensional

Arsitek masa kini bukan lagi sekadar perancang bangunan, tapi penghubung antara teknologi dan kebutuhan manusia. Mereka berperan menciptakan ruang yang tak hanya indah, tapi juga fungsional, inklusif, dan adaptif terhadap perubahan.

Dengan kombinasi kreativitas, kecakapan teknologi, dan kepekaan sosial, arsitek Indonesia punya peluang besar untuk jadi pemain utama dalam pembangunan dunia yang lebih baik.

Ketik kata kunci lalu Enter

close