 |
| Boy group global Enhypen rilis singel album keempat mereka bertajuk YOI. (Foto: BELIFT LAB via @ENHYPEN) |
PACITANTERKINI.ID — Boy group global Enhypen kembali menegaskan eksistensinya di industri musik Jepang lewat perilisan album singel keempat mereka bertajuk YOI, lengkap dengan penulisan kanji. Album ini rilis secara digital pada 28 Juli 2025, disusul perilisan fisik sehari setelahnya.
Kehadiran YOI menandai langkah ekspansi terbaru Enhypen di pasar internasional yang semakin dinamis dan kompetitif.
Konsep “Senja”: Peralihan antara Cahaya dan Kegelapan
YOI mengusung konsep “senja”, sebuah simbol peralihan antara terang dan gelap dalam budaya Jepang. Melalui tema ini, album merekam perjalanan emosional dari hasrat yang tenang hingga membara—narasi yang mengikat setiap trek di dalamnya.
Konsep tersebut menggambarkan transisi dari keinginan menuju pengakuan, dari cahaya menuju lembutnya kegelapan, menjadikan YOI sebagai salah satu rilisan paling atmosferik dan filosofis dalam diskografi Enhypen di Jepang.
‘Shine on Me’ Disambut Meriah Engene
Menjelang perilisan album penuh, lagu utama Shine on Me lebih dulu hadir secara digital pada awal Juli 2025. Lagu ini langsung menarik perhatian Engene, sebutan untuk penggemar Enhypen, di berbagai negara.
Tidak seperti balada pop pada umumnya, Shine on Me menampilkan sentuhan emosional yang lebih dalam, dengan produksi musik lembut tapi dinamis. Vokal para anggota terdengar semakin matang, sementara lirik berbahasa Jepang mengisahkan keberanian untuk menyinari seseorang dari kejauhan—tanpa dominasi, tanpa tekanan.
Pesan universal tentang cinta sepihak yang tulus membuat lagu ini mudah diterima pendengar lintas budaya.
13 Versi Album: Strategi Pemasaran yang Matang
Salah satu aspek paling menonjol dari YOI adalah perilisan dalam 13 versi fisik, termasuk edisi reguler, edisi terbatas, serta tujuh versi solo jacket yang menampilkan masing-masing anggota.
Setiap versi mengusung estetika visual bertema senja yang dipadukan dengan elemen klasik Jepang dan nuansa misterius khas rilisan Enhypen di pasar Jepang. Strategi ini tidak hanya memperkuat sisi artistik, tetapi juga menyasar kolektor dan penggemar fanatik KPop.
Elemen kolektibilitas diperkuat melalui photocard eksklusif, visual card, buku lirik edisi khusus, hingga tiket undian terbatas. Pendekatan tersebut menjadikan album ini tidak hanya sebagai karya musik, tetapi juga pengalaman koleksi yang bernilai bagi penggemarnya.
Pendekatan Artistik Lebih Filosofis
Berbeda dari rilis Jepang sebelumnya, YOI menampilkan gaya artistik yang lebih reflektif dan filosofis. Tema senja dihadirkan bukan sekadar visual, melainkan metafora perjalanan batin, pencarian jati diri, dan pergulatan emosi.
Trek seperti Echoes serta versi Jepang dari With or Without You memperkuat narasi introspektif tersebut. Perubahan ini sekaligus mencerminkan perkembangan karier Enhypen yang kini semakin matang dan diakui sebagai salah satu boy group KPop global paling berpengaruh.
Komitmen Jangka Panjang di Pasar Jepang
Sejak debut di Jepang pada 2021, Enhypen konsisten merilis karya orisinal berbahasa Jepang, bukan hanya adaptasi dari versi Korea. YOI menjadi bukti terbaru bahwa mereka ingin membangun hubungan kultural yang berkelanjutan dengan pendengar lokal.
Distribusi album dilakukan melalui Weverse Japan, Universal Music Store, hingga jaringan toko musik besar Jepang. Beberapa edisi bahkan memiliki bonus khusus yang hanya tersedia di wilayah Jepang, menguatkan strategi distribusi yang sangat terarah.
Senja sebagai Awal Babak Baru
Melalui YOI, Enhypen menunjukkan kemampuan merajut konsep lintas budaya dengan harmonis. Album ini tidak hanya menghadirkan musik, melainkan pengalaman visual dan emosional yang menandai kedewasaan artistik mereka.
Rilisan ini menegaskan posisi Enhypen sebagai idola global yang terus berkembang. YOI menjadi simbol bahwa senja bukanlah akhir, melainkan awal dari babak baru yang lebih dalam, personal, dan bermakna dalam perjalanan musik mereka.***
