![]() |
| Dampak gadget pada anak. (Foto: Istimewa) |
PACITANTERKINI.ID — Penggunaan gadget pada anak di Indonesia terus meningkat dan menjadi perhatian serius di era digital. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pada 2023, sebanyak 36,99 persen anak di bawah usia 15 tahun sudah menggunakan telepon genggam. Angka tersebut kembali naik pada 2024.
Mengutip laporan resmi Indonesia Baik yang bersumber dari data terbaru BPS, pada 2024 sebanyak 39,71 persen anak usia dini di Indonesia telah menggunakan telepon seluler. Dari jumlah tersebut, 35,57 persen di antaranya bahkan sudah mengakses internet.
Peningkatan ini menunjukkan bahwa paparan teknologi terhadap anak terjadi semakin cepat. Para ahli pun mengingatkan adanya potensi dampak yang dapat memengaruhi tumbuh kembang anak jika penggunaan gadget tidak diawasi dengan baik.
3 Dampak Gadget pada Anak Menurut Pakar
Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta menyoroti tiga kelompok dampak signifikan dari penggunaan gadget yang perlu menjadi perhatian orang tua: dampak fisik, psikologis, dan sosial.
1. Dampak Fisik
Penggunaan gadget berlebihan dapat memengaruhi kesehatan fisik anak. Beberapa risiko yang perlu diwaspadai antara lain:
a. Gangguan Penglihatan
Paparan cahaya biru dari layar dapat membuat mata cepat lelah, menyebabkan sakit kepala, hingga meningkatkan risiko kerusakan penglihatan jangka panjang.
b. Gangguan Tidur
Bermain gadget sebelum tidur menurunkan produksi hormon melatonin yang berfungsi mengatur siklus tidur. Kondisi ini membuat anak sulit tidur dan mengurangi kualitas istirahat, yang berpengaruh pada konsentrasi, mood, serta perkembangan otak.
c. Kurang Aktivitas Fisik
Anak yang terlalu sering bermain gadget cenderung kurang bergerak. Pola hidup minim aktivitas ini meningkatkan risiko obesitas dan gangguan metabolik di masa depan.
2. Dampak Psikologis
Selain fisik, penggunaan gadget juga berhubungan dengan beberapa masalah psikologis pada anak.
a. Kecemasan dan Depresi
Paparan media sosial dapat membuat anak mudah merasa tidak percaya diri dan cemas akibat membandingkan diri dengan orang lain.
b. Ketergantungan pada Gadget
Anak yang terbiasa bermain gadget berpotensi mengalami kecanduan. Ketika perangkat diambil, mereka bisa gelisah, tantrum, hingga agresif karena kesulitan mengelola emosi.
c. Gangguan Konsentrasi
Konten cepat dan serba instan membuat anak sulit fokus pada aktivitas seperti belajar. Beberapa anak bahkan menunjukkan gejala mirip ADHD akibat stimulasi visual berlebihan.
3. Dampak Sosial
Gadget juga dapat mengganggu kemampuan sosial anak jika penggunaannya tidak dikontrol.
a. Menurunnya Interaksi Sosial
Anak menjadi lebih nyaman berinteraksi secara virtual daripada bertemu langsung, sehingga kemampuan komunikasi tatap muka melemah.
b. Mengisolasi Diri dari Lingkungan
Kecanduan gadget membuat anak menghabiskan waktu sendirian di depan layar, menjauh dari keluarga dan teman bermain.
c. Hubungan Keluarga Merenggang
Kurangnya komunikasi langsung antara anak dan orang tua dapat melemahkan keterikatan emosional dalam keluarga.
Pentingnya Pengawasan Orang Tua
Para pakar menegaskan bahwa penggunaan gadget pada anak tidak bisa sepenuhnya dihindari, namun membutuhkan pengawasan ketat. Orang tua perlu:
- membatasi durasi penggunaan gadget,
- memastikan anak mengakses konten yang sesuai usia,
- mendorong aktivitas fisik harian,
- membangun interaksi langsung dalam keluarga, serta
- menjaga pola tidur yang sehat.
Teknologi tetap dapat memberikan manfaat pendidikan dan hiburan, asalkan digunakan secara seimbang dan sesuai kebutuhan perkembangan anak.***

