![]() |
Batik Khas Pacitan: Warisan Tradisi yang Mendunia |
PacitanTerkini.ID - Ketika berbicara tentang Pacitan, sebuah kabupaten yang dikenal dengan julukan "Kota 1001 Gua," tidak lengkap rasanya jika tidak menyebut batik sebagai bagian penting dari identitasnya. Meski nama Pacitan mungkin belum sebesar daerah penghasil batik lain seperti Solo atau Pekalongan, namun batik Pacitan telah lama menunjukkan eksistensinya.
Produk-produk batik tradisional dari daerah ini berhasil menembus pasar domestik hingga internasional, membawa cerita budaya yang kaya di balik setiap motifnya.
Salah satu produsen batik yang telah menjadi ikon di Pacitan adalah Batik Saji. Usaha ini didirikan oleh Nyonya Saji pada tahun 1987 dan hingga kini terus berkembang pesat. Berlokasi di Desa Sukoharjo, Kecamatan Pacitan, Batik Saji konsisten mempertahankan proses produksi secara tradisional di tengah gempuran teknologi cetak modern.
“Semua batik yang kami buat menggunakan teknik tradisional, yaitu batik tulis,” ujar Samuri, pemilik Batik Saji, kepada wartawan pada Rabu (2/10/2024) pagi. Tidak hanya tekniknya yang tradisional, pewarnaan yang digunakan juga berasal dari bahan-bahan alami, menambah nilai estetika dan keunikan setiap kain batik.
Motif andalan Batik Saji adalah motif pace atau mengkudu, yang menjadi ciri khas batik Pacitan. Namun, Samuri menjelaskan bahwa pihaknya terus berinovasi dengan menghadirkan warna-warna yang lebih beragam dan cemerlang.
“Dengan konsep pewarnaan yang lebih modern, batik kami tampil lebih cantik dan cocok untuk berbagai selera,” tambahnya.
Keberhasilan Batik Saji tidak hanya terlihat dari konsistensi produksinya, tetapi juga dari skala usahanya. Dalam sehari, usaha ini mampu menghasilkan setidaknya 60 potong kain batik dengan beragam motif dan warna.
Harga jualnya bervariasi, mulai dari Rp 150 ribu hingga jutaan rupiah per potong. Samuri mengelola usaha ini bersama empat karyawan tetap dan didukung oleh puluhan mitra produksi.
Showroom Batik Saji yang berlokasi di Jalan Pacitan-Kebonagung menjadi salah satu destinasi favorit wisatawan. Banyak pelancong yang datang ke Pacitan menyempatkan diri untuk berburu batik di sini.
Tidak hanya menjadi primadona di dalam negeri, produk Batik Saji juga telah menarik minat pembeli dari mancanegara. “Kami sudah memiliki pelanggan dari Swiss dan Belanda,” ungkap Samuri dengan bangga.
Batik Saji adalah bukti nyata bagaimana warisan budaya dapat bertahan sekaligus berkembang di era modern. Dengan inovasi tanpa melupakan akar tradisi, batik Pacitan semakin mengukuhkan dirinya sebagai bagian dari kekayaan budaya Indonesia yang layak mendapat perhatian dunia.***